Harga atau nilai rupiah suatu proyek hingga selesai harus dituangkan secara lengkap di dalam RAB. RAB atau BOQ yang benar adalah menampilkan semua volume gambar tender secara real dan memperhitungkan waste. Pengertian waste di sini adalah kemungkinan terbuangnya material dari total volume yang di tuangkan di dalam RAB sebagai contoh adalah perhitungan yang berhubungan dengan meter lari seperti pipa, kabel, kabel tray, ducting dll. Setelah itu ada sub bagian lain dari RAB yaitu harga satuan. Harga satuan terbagi atas bahan dan upah dan sebaiknya terpisah nilainya karena akan memudahkan kita untuk mengevaluasi RAB jika satu waktu terjadi negosiasi ataupun perubahan lingkup kerja.
Perhitungan RAB harus juga bisa memperhitungan profit perusahaan. Profit tersebut harus bisa tersebar secara merata di setiap item material maupun upah. Nilai besaran dari profit sangat fareatif dan banyak faktor yang di perhitungkan untuk menentukan nilai persen dari profit biasanya faktor yang sangat berpengaruh adalah tingkat kesulitan dari suatu proyek disamping faktor faktor lain seperti lokasi proyek, tingkat keamanan proyek dan faktor repeat order atau proyek berkesinambungan.
Untuk menentukan mark up nilai proyek faktor lain yang perlu di perhitungkan adalah PPH atau pajak penghasilan, nilai fee dan nilai negosiasi. PPh berkisar antara 2 sampai dengan 3 persen dan itu merupakan kewajiban dari perusahaan yang harus di anggarkan di setiap proyek dan jika PPh bisa di siasati bisa di turunkan nilai persen tersebut. Nilai fee adalah nilai yang harus di anggarkan jika kita membuat sebuah perjanjian fee pada seseorang jika memenangkan tender suatu proyek. Dan yang terakhir adalah negosiasi, negosiasi adalah nilai yang bisa kita rancang sebagai bentuk dari strategi kita untuk memenangkan tender.
Saya kira jika semua lini dalam pembuatan RAB sudah terpenuhi maka pada saat pelaksanaan bisa tidur pulas dan tidak pening kepala karna semua sudah terprediksi dan terstruktur dengan baik.
Pendekatan terbaik untuk memenagi sebuah lelang atau tender diantaranya.
1. Membuat sebuah rumusan terhadap situasi dimana sebuah lelang pernah di lakukan atau setidaknya tau kisaran harga yang dipakai oleh si pembuat OE ( owner estimate ) strategi ini bisa dilakukan bila lelang berjalan dengan apa adanya atau dengan kata lain fight tender. Adapun konsep yang harus dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua rumusan muatan kedalam satu margin. Sehingga bisa diputuskan kisaran margin yang pas untuk memenangkan tender, disini sangat dibutuhkan sebuah intuisi dari seorang pembuat keputusan.
Saya kira jika semua lini dalam pembuatan RAB sudah terpenuhi maka pada saat pelaksanaan bisa tidur pulas dan tidak pening kepala karna semua sudah terprediksi dan terstruktur dengan baik.
Pendekatan terbaik untuk memenagi sebuah lelang atau tender diantaranya.
1. Membuat sebuah rumusan terhadap situasi dimana sebuah lelang pernah di lakukan atau setidaknya tau kisaran harga yang dipakai oleh si pembuat OE ( owner estimate ) strategi ini bisa dilakukan bila lelang berjalan dengan apa adanya atau dengan kata lain fight tender. Adapun konsep yang harus dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua rumusan muatan kedalam satu margin. Sehingga bisa diputuskan kisaran margin yang pas untuk memenangkan tender, disini sangat dibutuhkan sebuah intuisi dari seorang pembuat keputusan.
2. Pendekatan perkiraan margin lawan. Metode seperti ini sangat sukar dilakukan, tetapi mungkin dilakukan. Biasanya akan bisa didapat jika kita sering ikut lelang bersamaan dengan lawan dan tender terbuka. Dengan membandingkan lelang yang satu dengan yang lain bisa di dapat margin perkiraan dari lawan tersebut. Yang pada akhirnya menjadi satu faktor untuk menentukan margin yang akan kita tentukan.
3. Mengikuti satu lelang dengan beberapa bendera. Cara ini bisa dibilang system menjaring di sungai. Seperti halnya menjaring semakin luas jangkauan jaringan semakin besar kemungkinan untuk dapat ikan. Ini dilakukan dengan membuat pertahanan atas dan bawah. Harga yang dilampar ke lelang harus bisa mengcover kemungkinan lawan main di margin atas atau bawah. Dengan pertimbangan yang matang kita bisa mendapatkan posisi 3 besar di salah satu jaring yang di tebar.
4. Penawaran reel cost. Metode ini bisa dilakukan jika kita memiliki sebuah system di perusahaan yang syarat dengan orang2 yang pakar di bidang VE ( value enginering ). Dengan mengandalkan gambar dan rab tender. Kita bisa mencari profit di masa pelaksanaan. Cara ini harus dilakukan penuh hati2 dan butuh waktu lama untuk menyusun tender. Karna harus memiliki harga dasar bukan dari rab tender. Tetapi dari harga VE.
5. Membuat suatu mekanisme dimana sebuah tender bisa dikondisikan untuk bisa mengarah ke satu bendera. Ada banyak cara untuk melakukan ini. Tetapi memiliki resiko yang sangat besar di banding 4 hal diatas.
3. Mengikuti satu lelang dengan beberapa bendera. Cara ini bisa dibilang system menjaring di sungai. Seperti halnya menjaring semakin luas jangkauan jaringan semakin besar kemungkinan untuk dapat ikan. Ini dilakukan dengan membuat pertahanan atas dan bawah. Harga yang dilampar ke lelang harus bisa mengcover kemungkinan lawan main di margin atas atau bawah. Dengan pertimbangan yang matang kita bisa mendapatkan posisi 3 besar di salah satu jaring yang di tebar.
4. Penawaran reel cost. Metode ini bisa dilakukan jika kita memiliki sebuah system di perusahaan yang syarat dengan orang2 yang pakar di bidang VE ( value enginering ). Dengan mengandalkan gambar dan rab tender. Kita bisa mencari profit di masa pelaksanaan. Cara ini harus dilakukan penuh hati2 dan butuh waktu lama untuk menyusun tender. Karna harus memiliki harga dasar bukan dari rab tender. Tetapi dari harga VE.
5. Membuat suatu mekanisme dimana sebuah tender bisa dikondisikan untuk bisa mengarah ke satu bendera. Ada banyak cara untuk melakukan ini. Tetapi memiliki resiko yang sangat besar di banding 4 hal diatas.